Gerakan 1 : Gambar Tentang
Perjudian






Gerakan
II
1. Bagaimana pandangan
Alkitab tentang perjudian?
2. Apa yang melatar
belakangi terjadinya perjudian di berbagai kalangan masyarakat?
Perjudian
Perjudian
adalah salah satu permainan yang dilakukan oleh masyarakat dimana perjudian ini
sangat tidak menguntungkan dan dapat merusak perilaku manusia. Perjudian juga
adalah permainan yang mengambil keuntungan bagi setiap pemenang. Perjudian
merupakan penyakit sosial yang sangat buruk. Kemenangan yang dihasilkan dari
perjudian tidak akan bertahan lama justru akan berakibat pada pengrusakan
karakter individu dan akan merusak kehidupannya.
Perbuatan
judi merupakan perilaku yang melanggar terhadap kaidah-kaidah, nilai-nilai, dan
norma-norma yang ada dalam masyarakat. Pelanggaran ini tidak saja hanya pada
adat dan kebiasaan masyarakat, tetapi juga melanggar norma hukum. Bagi individu
atau kelompok yang melakukan perjudian, maka akan mendapat sanksi baik oleh
masyarakat maupun berupa sanksi hukum.
Berbagai macam dan bentuk perjudian sudah
demikian merebak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik yang bersifat
terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Bahkan sebagian masyarakat
sudah cenderung tidak peduli bahkan memandang perjudian sebagai sesuatu hal
wajar yang tidak perlu dipermasalahkan. Sehingga, yang terjadi di berbagai
tempat sekarang ini banyak dibuka agen-agen judi. Perjudian dipakai untuk
menyedot dana masyarakat dalam jumlah yang cukup besar. Dilain timbulnya
pandangan bahwa ada kesan aparat penegak hukum kurang begitu serius dalam
menangani masalah perjudian ini. Bahkan yang lebih memprihatinkan, beberapa
jenis dan tempat perjudian disinyalir dilindungi dan melibatkan oknum aparat
keamanan.
Perjudian merupakan suatu hal yang sangat
tidak terpuji dalam agama,dimana hal ini dapat kita temukan dimanapun dan
kapanpun. Bahkan terkadang banyak diantara kita yang menjadi pelaku dari
kegiatan tersebut, baik secara jelas maupun secara tidak jelas sudah terlibat
di dalam perjudian. Hingga perjudian ini sudah bisa kita sebut sebagai salah
satu kebudayaaan di dunia dan takkkan pernah hilang bahkan akan semakin
berkembang seiring dengan perkembangan zaman perjudian ini akan semakin maju
saja.
Pada hakekatnya, perjudian adalah perbuatan
yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta
membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Perjudian juga bisa menimbulka kerugian kepada phak yang melakukannya, meski
memang kadang memberikan keuntungan. Tetapi keuntungan yang didapatkan atas
suatu perjudian tidak bisa dijadikan alasan pembenar. Atas fakta tersebut
perjudian masih saja dilakukan dan dianggap lumrah oleh masyarakat.
Ilmu
Sosial
Perjudian merupakan salah bentuk
penyakit sosial. Perjudian sudah ada dimuka bumi ini beribu-ribu tahun yang
lalu. Perjudian adalah pertarungan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan suatu
nilai atau sesuatu yang dianggap nilai, dengan menyadari adanya sebuah resiko
dan harapan tertentu pada peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan, dan
kejadian-kejadian yang belum pasti hasilnya.
Perjudian merupakan penyakit sosial
yang sangat buruk. Karena banyak orang yang jatuh miskin karena judi. Jenis
judi bermacam-macam dari yang bersifat sembunyi-sembunyi sampai yang berisfat
terbuka. Yang sembunyi-sembunyi misalnya Togel (totohan gelap), adu ayam jago,
permainan kartu dengan taruhan sejumlah uang. Sedangkan judi yang terbuka
misalnya kuis dengan sms dengan sejumlah hadiah uang atau barang.[1]
Ilmu Hukum
Dalam melakukan judi ada hukum yang
berlaku yaitu pasal 303
1.
Diancam
dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak
dua puluh lima juta rupiah barang
siapa tanpa mendapat izin :
1) Dengan sengaja menawarkan atau
memberikan kesempatan untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai mata pencaharian,
atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan perjudian
2) Dengan sengaja menawarkan atau memberi
kesempatan kepada umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam
perusahaan perjudian, dengan tidak peduli apakah untuk menggunakan kesempatan
itu diadakan suatu syarat atau dipenuhi suatu tata cara
3) Turut serta pada permainan judi
sebagai mata pencaharian
2.
Kalau
yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pekerjaannya, maka
haknya untuk menjalankan pekerjaan itu dapat dicabut.
3.
Yang
dimaksud dengan permainan judi adalah tiap-tiap permainan, dimana kemungkinan
untuk menang pada umumnya bergantung pada peruntungan belaka, juga karena
pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Dalam pengertian permainan judi
termasuk juga segala segala pertaruhan tentang keputusan pelombaan atau
permainan lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau
bermain, demikian juga segala pertaruhan yang lainnya.
Pasal 303 bis
1)
Diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak
sepuluh juta rupiah.
1. Barangsiapa menggunakan kesempatan
main judi, yang diadakan dengan melanggar ketentuan pasal 303;
2. Barangsiapa ikut serta main judi
dijalan umum atau dipinggir jalan umum atau ditempat yang dapat dikunjungi
umum, kecuali kalau penguasa yang berwenang telah memberi izin untuk mengadakan
perjudian itu.
2)
Jia
ketika melakukan pelanggaran belum lewat dua tahun sejak pemidanaannya yang
menjadi tetap karena salah satu dari pelanggaran ini maka dia dapat dikenakan
pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana denda paling banyak lima
belas juta rupiah.[2]
Gerakan III
Pandangan
Alkitab tentang perjudian Ibrani 13 : 5 “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan
cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman:
“Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan
meninggalkan engkau”.
Gerakan IV Hermeneutik Dialogis
Konteks Umum
Latar Belakang
Banyak orang Kristen Yahudi masih
ragu-ragu dalam iman mereka kepada Yesus. Mereka kecewa dan merasa kehilangan
cara hidupnya kalau menerima Yesus sebagai JuruselamatNya. Banyak orang ingin
kembali kepada hidup yang lama sebagai orang Yahudi. Surat Ibrani ditulis untuk
membuktikan bahwa kepercayaan dalam Yesus Kristus jauh lebih agung daripada
segala adat dan upacara Yahudi.[3]
Orang yang mempelajari surat ini
harus memahami keunikannya. Tidak ada kitab Perjanjian Baru yang sama dengan
surat ini, dan karena itu surat ini memiliki persoalan-persoalan yang khas.
Dalam bentuk susunan, gaya penulisan, cara mengemukakan alasan dan hubungan
dengan kitab lain di dalam Alkitab, surat Ibrani mempunyai bentuk tersendiri.
Sejarahnya
merupakan sejarah yang penuh kontroversi. Kitab ini pernah diabaikan,
dipersoalkan kewenangannya, dipermasalahkan kanonitasnya, dan diselidiki tanpa
belas kasihan untuk menentukan penulisnya. Akhir-akhir ini, analisis yang
kritis telah mempertanyakan tentang bagian-bagian tertentu dari surat ini,
khususnya pasal #/TB Ibr 13*. Sekarang sedang diteliti apakah pasal ini
ditambahkan secara keseluruhan atau secara sebagian-sebagian atau apakah surat
ini merupakan bagian dari surat yang asli.
Perhatian
yang meningkat terhadap masa Helenistis dalam hubungannya dengan sejarah
peradaban umat manusia juga telah mempengaruhi penelitian Surat Ibrani ini.
Beberapa rahasia yang terdapat di dalam surat ini sekarang diperhadapkan dengan
kebudayaan Helenistis dari dunia Mediterania Timur pasca masa Alexander.
Beberapa pakar beranggapan bahwa orang-orang kepada siapa surat ini ditulis
secara langsung sudah terpengaruh oleh kebudayaan Helenistis dan mungkin
benar-benar menjadi dikuasai oleh budaya Helenis. Pandangan semacam ini
cenderung menunjukkan kemungkinan ada revisi terhadap pandangan yang lama
tentang para penerima surat serta maksud penulisannya.
Konon
surat Ibrani ini merupakan surat di dalam Perjanjian Baru yang paling sedikit
diketahui. Pemberian alasan yang teliti, peristilahan untuk imam dan
persembahan kurban, dan idealisme yang menguasai penulisnya telah dikemukakan
sebagai alasan (Purdy and Cotton, Epsitle to the Hebrews, vol XI. IB). Mungkin
ini memang benar, tetapi ada satu hal yang tampaknya lebih pasti. Surat ini
dapat dipahami secara paling baik apabila kelima kitab Musa dikenal dengan baik
sebagai dasar. Pemberian alasan yang teliti dari sistem berdasarkan kitab
Imamat menghubungkan Pentateukh dengan surat Ibrani.[4]
Penulis
Menurut
Tertulianus, penulisnya adalah Barnabas. Barnabas berasal dari Siprus. Penduduk
Siprus terkenal sangat mahir dalam bahasa Yunani; dan surat Ibrani ditulis
dengan bahasa Yunani yang sangat baik. Dia termasuk dari sejumlah orang yang
dapat diterima dengan baik oleh bangsa Yahudi maupun bangsa Yunani, dan sudah
terbiasa dengan alam pemikian kedua bangsa itu.[5]
Luther
yakin bahwa Apoloslah penulis surat ini, menurut Perjanjian Baru Apollos adalah
seorang Yahudi, lahir di Aleksandria, seorang yang fasih berbicara dan sangat
mahir dalam soal-soal kitab suci.[6]
Calvin
menyimpulkan, “siapa akhirnya yang menggubah surat ini, tak dapat ditentukan
lagi, tetapi selalu nyata bahwa, baik pikiran yang dibentangkan maupun gaya
bahasanya, tidak sama dengan kepunyaan Paulus”.[7]
Penulis
Kitab Ibrani tidak diketahui. Berabad-abad orang bertanya-tanya apakah
penulisnya mungkin Paulus, Barnabas, Apollos, atau seorang sahabat Timotius.
Meskipun kita tidak tahu siapa penulisnya, kita boleh yakin bahwa surat itu
memberi gambaran yang benar mengenai Yesus Kristus dan iman Kristen.[8]
Waktu dan Tempat Penulisan
Ibrani tentunya telah ditulis sebelum
tahun 96 M, karena Surat 1 Clement mengutipnya, kendatipun tidak secara khusus
mengacu kepadanya. Ia tak mungkin ditulis jauh sebelum itu, karena ia memandang
kebelakang kepada penganiayaan yang telah telah terjadi. Kita tak dapat
memastikan tempat penulisan karena tempatnya sama sekali tidak tentu juga.[9]
Satu-satunya keterangan mengenai
penulisan Surat Ibrani terdapat dalam surat itu sendiri. Satu hal yang dapat
membantu kita untuk menentukan kapan surat Ibrani ini di tulis ialah adanay
sebutan tentang penganiayaan dalam surat ini. Mengingat semua itu maka dapat
dipastikan bahwa surat ini ditulis diantara dua masa penganiayaan yaitu pada
saat oang Kristen tidak dianiaya secara nyata, tetapi tidak disenangi oleh
orang lain. Penganiayaan terjadi pada zaman kaisar Nero, tahun 64 M, dan
penganiyaan berikutnya terjadi pada zaman kaisar Domisianus kira-kira 85 M.[10]
Penerima Kitab
Orang-orang Yahudi (Ibrani) yang
percaya kepada Yesus sebagai Mesias (Juruselamat) mereka[11].
Maksud
Apabila kita membaca kitab ini satu
kali terus-menerus, maka kesan yang diperoleh menyatakan maksudnya dengan
terang: kemutlakan penyataan Allah di dalam Yesus Kristus, Anak Allah, yang
melebihi malaikat dan Musa. Ia adalah Imam Besar yang sebenarnya, yang
dihadapan-Nya segala sesuatu yang harus mundur. Keimaman yang sudah-sudah itu
ialah keimaman yang tidak sempurna, hanya merupakan bayangan saja dari Kristus.[12]
Kalimat-kalimat pembukaan Ibrani
tidak menyebut tempat atau jati diri pembacanya. Judul tradisionalnya ialah
‘Kepada orang-orang Ibrani’. Meskipun judul ini tidak tertera dalam naskah
asli, kita tidak dapat mengabaikannya karena mungkin menyimpan tradisi asli.
Jika ini benar, maka yg dimaksud pastilah orang-orang Kristen Yahudi, bukan
hanya sekedar Yahudi. Tapi teori yg telah memperoleh banyak dukungan pada zaman
modern, mengatakan bahwa judul ini tidak lebih dari kesimpulan berdasarkan isi
pokok surat tersebut, dan bahwa surat itu sesungguhnya dikirimkan kepada
orang-orang non-Yahudi. Dukungan bagi pendapat ini dicari pada kutipan-kutipan
yg konsisten dalam LXX, bukan dalam teks Ibr PL, juga bukan pada latar belakang
yg diduga Helenistis seperti diandaikan oleh penulis Surat Ibr. Dengan demikian
surat ini mereka anggap menunjukkan sifat mutlak Kekristenan kepada orang-orang
non-Yahudi, sehingga cocok menggantikan semua kepercayaan lainnya, khususnya
kultus-kultus misteri.
Menentang
teori ini perlu dikemukakan, bahwa Surat Ibr tidak berhubungan dengan
kepercayaan-kepercayaan misteri, juga tidak dengan ketidakpercayaan agamawi
secara keseluruhan. Anggapan lain mengatakan surat ini merupakan jawaban kepada
bidat pra-Gnostik, yg bentuknya hampir lama dengan yg dipersoalkan di Kolose. Ayat-ayat
yang menunjukkan keunggulan Kristus atas para malaikat jelas memberikan jawaban
efektif terhadap kecenderungan menyembah malaikat. T. W Manson berpendapat,
bahwa Apolos menulis Surat Ibr kepada gereja di Kolose, untuk menjawab dua
macam kecenderungan di sana. Pertama, kepercayaan pada perantara (dijawab dlm
ps 1-4); kedua, kecenderungan mengandalkan praktik ritual (ps 5-10). Namun
tidak ada bukti mengenai kecenderungan akan pra-Gnostik dalam situasi yg
mendasari Surat Ibr seperti yg jelas ada di Kolose.[13]
Konteks Khusus
Berbagai nasihat berkenaan dengan
kehidupan sosial dan pribadi orang percaya ketika melakukan segala sesuatu atau
mendapatkan pergumulan maka kita harus mengingat semua nasihat Firman Tuhan
melalui Kitab Ibrani 13 ini. Kitab ini juga mau menasihatkan untuk memelihara
kasih persaudaraan antar sesama dan ketika mendapakan segala sesuatu dari
setiap usaha dan pekerjaan janganlah menjadi hamba uang karena tidak pernah
merasa puas akan segala yang didapatkan tapi mencukupkan diri dalam segala hal
karena satu hal Allah tidak pernah meninggalkan umatNya dan membiarkan umatNya.
Analisis Leksikal Sintaksis
Jangan Menjadi hamba uang :
Afila,rguroj : Free from the
love of money : menjadi cinta uang
adjective normal nominative masculine
singular no degree
kata sifat normal kasus nominatif (laki-laki)
sama sekali tidak
Cukupkanlah :
avrkou,menoi : to assist, suffice : membantu, mencukupi
verb participle present passive
nominative masculine plural
kata kerja pasrtisip sekarang pasif nominatif (laki-laki) bentuk jamak
Membiarkan :
avnw/ : to give up, loosen, unfasten : menyerah, melepaskan,
membuka
verb
subjunctive aorist active 1st person singular
kata
kerja bentuk pengandaian aorist aktif orang pertama tunggal
Meninggalkan :
evgkatali,pw : to leave behind, forsake, abandon : meninggalkan
terkebelakang, mengabaikan, meninggalkan
verb
subjunctive aorist active 1st person singular
kata kerja bentuk pengandaian
aorist aktif orang pertama tunggal
Uraian Tafsiran
Menjadi
hamba uang adalah keserakahan. Hamba adalah orang yang sudah tidak berhak atas
dirinya, hamba adalah orang yang tidak punya keinginan pada dirinya. Ia seperti
orang mati yang bisa berjalan. Orang yang menjadi hamba uang berarti orang yang
terikat dengan cinta akan uang. Hamba uang berarti menginginkan uang
berlebih-lebih. Akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang ( 1 Tim 6:
10). Orang yg cinta akan uang, nafsu akan uang tidak peduli lagi dengan hukum,
moral,dan dosa. Orang yg cinta akan uang, nafsu akan uang sulit untuk berkata
cukup. Rasa cukup bukanlah mendapatkan apa yang engkau inginkan, tetapi
menyukai,menginginkan apa yang sudah engkau miliki saat ini.
Terlalu
sering cinta akan kelimpahan harta dan kemewahan serta keinginan yang tak
henti-hentinya akan kekayaan membuka peluang untuk terjerumus dalam dosa-dosa. Mengenai
keuangan, mengingatkan, janganlah kamu menjadi hamba uang. Aphilargyros artinya
"tidak mencintai uang," dan bukan serakah. Gaya hidup atau sikap yang
harus dikembangkan ialah kepuasan dengan hal-hal yang tersedia, atau apa yang
ada padamu. Jika gelombang penyalahgunaan dilemparkan pada orang-orang Kristen
Yahudi ini oleh kalangan lain yang lebih makmur karena mereka kurang makmur.
maka inilah nasihat yang sangat praktis dan serius dari Perjanjian Baru.
Bukannya menikmati harta milik, orang Kristen hendaknya menikmati kehadiran dan
pemeliharaan Allah, sebab Dia tidak akan pernah meninggalkan atau melupakan
mereka.
Perbandingan Dari Versi KJV, NAS, NIV Dan LAI
KJV Hebrews 13:5 Let your conversation
be without covetousness; and be content with such things as ye
have: for he hath said, I will never leave thee, nor forsake thee.
NAS Hebrews 13:5 Let your character be free from the love of money, being
content with what you have; for He Himself has said, "I will never desert
you, nor will I ever forsake you,"
NIV Hebrews 13:5 Keep your lives free from the love of money and be
content with what you have, because God has said, "Never will I leave you;
never will I forsake you."
LAI Ibrani
13 : 5 “Janganlah kamu menjadi
hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah
telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku
sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau”.
Gerakan V
Aksi dan Komitmen
Perjudian yang sudah ada sejak adanya
peradaban manusia dan berkembang seiring dengan perkembangan manusia. Hal
ini memberikan pandangan kepada manusia bahwa perjudian seakan-akan menjadi
lumrah untuk dilaksanakan. Perjudian bahkan cenderung dianggap sebagai tindakan
konvensional yang menyebabkan tindakan penanggulangan terhadap perjudian sulit
untuk dilakukan. Kurangnya perhatian dari aparat hukum dan pemerintah serta
tidak adanya niat dari masyarakat untuk menangani perjudian menjadi alasan
utama perjudian tetap eksis dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Berbagai cara yang dilakukan dalam penanganan
perjudian yang saat ini tetap hidup dalam masyarakat. Meski pada hakekatnya
perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral,
kesusilaan maupun hukum. Namun perjudian masih menunjukkan eksistensinya,
dulunya hanya terjadi dikalangan orang dewasa pria. Sekarang sudah menjalar ke
berbagai elemen masyarakat anak-anak dan remaja yang tidak lagi memandang baik
pria maupun wanita.
Perjudian membahayakan bagi penghidupan dan
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Meski demikian berbagai perjudian
tetap berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Macam dan
bentuk perjudian saat ini sudah merebak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Awalnya dilakukan secara sembunyi-sembunyi tetapi tidak untuk keadaan sekarang
ini yang sudah dilakukan terang-terangan.
Main judi berarti tiap-tiap permainan yang kemungkinannya
akan menang, pada umumnya tergantung pada untung-untungan saja, juga kalau
kemungkinan bertambah besar, karena pemain lebih pandai atau lebih cakap. Main judi
mengandung segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain
yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau main itu, demikianjuga
segala prtatuhan lainnya.
Ditinjau dari kepentingan nasional,
penyelenggaraan perjudian mempunyai ekses yang negatif dan merugikan terhadap
moral dan mental masyarakat, terutama terhadap generasi muda. Perjudian
merupakan salah satu penyakit menular masyarakat yang dalam proses sejarah dari
generasi kegenerasi tidak mudah diberantas. Oleh karena itu perlu diupayakan
agar masyarakat menjauhi perjudian.
Perjudian itu dianggap sebagai peristiwa biasa, sehingga
orang bersikap acuh tak acuh terhadapnya. Walaupun judi dilarang, tapi masih
banyak orang medern menganggap perjudian sebagai satu rekreasi yang netral dan
tidak mengandung unsur dosa. Lagi pula perjudian bisa menumbuhkan kegairahan
dan harapan-harapan. Di samping itu, perjudian dan usaha-usaha kasino bisa
dijadikan sumberkeuangan bagi oknum, organisasi atau partai politik, dan
peemrintah daerah.
Alkitab tidak secara khusus mencela perjudian, pertaruhan
atau lotto. Namun Alkitab memperingatkan kita untuk menjauhkan diri dari cinta
uang (1 Timotius 6:10; Ibrani 13:5). Alkitab juga menasehati kita untuk
menjauhkan diri dari usaha “mendapat
kekayaan dengan cepat” (Amsal 13:11; 23:5; Pengkhotbah 5:10).
kekayaan dengan cepat” (Amsal 13:11; 23:5; Pengkhotbah 5:10).
Judi jelas sekali berfokus pada cinta uang dan menggoda
orang dengan janji
untuk mendapatkan kekayaan secara cepat dan mudah. Judi memang lebih banyak sisi negatifnya secara sosial daripada positifnya. Apalagi kalau judi utk masyarakat kelas menengah-bawah, bisa menyebabkan mental pemalas, dan meningkatkan tindak kriminalitas (memperoleh uang utk membayar hutang judi atau ikut taruhan lagi).
untuk mendapatkan kekayaan secara cepat dan mudah. Judi memang lebih banyak sisi negatifnya secara sosial daripada positifnya. Apalagi kalau judi utk masyarakat kelas menengah-bawah, bisa menyebabkan mental pemalas, dan meningkatkan tindak kriminalitas (memperoleh uang utk membayar hutang judi atau ikut taruhan lagi).
Bagus bang penjelasannya
BalasHapusKeren!
Kalo boleh minta file nya lah bang 🙏